Ekonomi Mitigasi

Mungkin perbedaan terbesar yang ditemui di antara berbagai negara yang dilayani oleh UNDP dan DHA, dan di antara berbagai masyarakat yang terancam oleh bencana-bencana, adalah batasan-batasan anggaran pembelanjaan terhadap mitigasi. Pemerintah Jepang membelanjakan lebih dari $ 2 miliar setiap tahunnya untuk mitigasi dan kesiapan bencana. Jumlah ini lebih banyak dari jumlah keuntungan tahunan pemerintah keseluruhan dari separuh bangsa-bangsa di dunia.

Di sebagian besar bangsa-bangsa yang sedang berkembang yang terancam oeh bencana, modal untuk investasi ada pada urutan pertama. Investasi dalam proyek-proyek irigasi pertanian atau dalam kapabilitas industri manufaktur mempunyai pengaruh yang dapat dibuktikan dalam meningkatkan hasil ekonominya.Menaruh investasi dalam mitigasi bencana cenderung berarti sisa sumber daya yang lebih sedikit untuk proyek-proyek irigasi, industri dan rumah sakit-rumah sakit. Tapi tidak mendanai mitigasi bencana berarti investasi dalam proyek-proyek irigasi, industri, dan rumah sakit akan terbuang percuma jika proyek-proyek itu hancur sewaktu terjadi bahaya di masa mendatang. Pembelanjaan beberapa persen tambahan saja pada fasilitas baru untuk membangun proyek itu sedikit lebih kuat dan melindunginya terhadap ancaman di masa mendatang biasanya dilihat sebagai bijaksana. Investasi mitigasi harus dilihat sehubungan dengan harga dari melindungi infrastruktur yang sudah ada dan yang akan datang.

Tingkat investasi yang dapat dibenarkan untuk melindungi masyarakat, aktivitas-aktivitas ekonominya dan lingkungannya yang sudah terbangun adalah masalah membuat keputusan politik, dan resiko ekonomi. Memilih level yang cocok dari undang-undang bangunan, sebagai contoh, adalah masalah debat yang banyak di antara profesi insinyur. Biaya menyediakan keselamatan memang banyak sekali dan semakin kuat suatu bangunan, semakin banyak biaya yang dibutuhkan. Standar-standar ketahanan struktur yang dicantumkan ke dalam persyaratan-persyaratan undang-undang di Amerika Serikat, di mana pendapatan kotor per kapitanya kira-kira $ 20.000 mungkin tidak langsung dapat diterapkan di negara-negara dengan tingkat pendapatan $ 1.000 per kapitanya, akan tetapi perilaku terhadap keselamatan yang didukung oleh undang-undang itu dapat diterapkan. Tingkat-tingkat investasi keselamatan yang tepat perlu didefinisikan untuk setiap negara.

Pembuatan keputusan tentang tingkat-tingkat yang tepat untuk investasi dalam mitigasi bencana tergantung pada bagaimana kemungkinan bahaya itu akan muncul, dan apa yang akan menjadi dampak dari bahaya jika bahaya itu benar-benar muncul. Penilaian resiko dan penggunaan evaluasi kerentanan dalam pembuatan keputusan dicakup dalam modul tentang

Kerentanan dan Penilaian Resiko.

Biaya-biaya dan manfaat-manfaat dari strategi-strategi investasi alternatif perlu secara hati-hati dievaluasi. Dalam sejumlah evaluasi terhadap proyek-proyek mitigasi bencana, terlihat bahwa investasi yang tepat sasaran akan membayar kembali beberapa kali lebih banyak pada saat terjadi satu bencana dalam tingkat biaya yang semakin berkurang terhadap kerusakan langsung. Juga akan mempunyai manfaat-manfaat tambahan untuk menyelamatkan kehidupan dan mengurangi kerugian-kerugian yang berikutnya terhadap ekonomi dan biaya-biaya operasi emergensi. Penggunaan kerangka kerja yang sistimatis dari penilaian resiko untuk menetapkan bahaya mana yang paling mungkin terjadi dan kemungkinan pengaruh-pengaruhnya akan membantu mendefinisikan prioritas-prioritas program mitigasi-apakah membangun penghalang perlindungan banjir atau menetapkan kampanye informasi umum untuk rumah yang tahan angin puyuh, sebagai contohnya.

 

 Sumber : Program Pelatihan Manajemen Bencanakarya dari  A.W. Coburn, R.J.S. Spence, A. Pomonis ; Cambridge Architectural Research Limited, The Oast House, Malting Lane, Cambridge, United Kingdom, 1994