GUNUNG BERAPI
Mekanisme kerusakan
Letusan eksplosif atau bertahap, yang mengeluarkan abu panas, aliran pyroklastik, gas dan debu. Kekuatan-kekuatan letusan bisa menghancurkan bangunan-bangunan, hutan-hutan dan infrastruktur yang dekat dengan gunung berapi dan gas-gas beracun bisa mematikan. Abu panas jatuh sejauh berkilo-kilo meter di sekitar gunung, membakar dan mengubur tempat-tempat hunian.Debu bisa terbawa angin dalam jarak yang jauh, dan jatuh sebagai polutan di tempat-tempat hunian yang jauh sekali jaraknya. Lava cair yang dilepas dari kawah vulkanis dan bisa mengalir berkilo-kilo meter jauhnya sebelum akhirnya membeku. Panas lava akan membakar sebagian besar barang-barang yang berada pada jalur aliran lava. Gunung-gunung berapi bersalju menderita karena cairnya es yang menyebabkan aliran-aliran puing-puing dan tanah longsor yang bisa mengubur bangunan-bangunan. Letusan gunung berapi bisa mengubah pola-pola cuaca setempat, dan menghancurkan ekologi setempat. Gunung berapi juga menyebabkan gerakan kuat ke atas dari daratan selama proses pembentukannya.
Parameter kedahsyatan
Volume materi yang dikeluarkan. Daya letusan dan lamanya letusan, radius jatuhnya, dan dalamnya endapan debu.
Penyebab
Keluarnya magma dari kedalaman bumi, terkait dengan penutupan arus-arus konveksi. Proses-proses tektonis dari gerakan yang lambat dari daratan dan pembentukan lempengan.
Penilaian bahaya dan teknik-teknik pemetaan
Identifikasi dari gunung berapi aktif. Gunung berapi secara cepat dapat diidentifikasi dengan karakteristik-karakteristik geologi dan topografi mereka. Tingkat-tingkat aktivitas dari catatan-catatan historis dan analisa-analisa geologis. Observasi seismik dapat menentukan apakah satu gunung berapi masih aktif atau tidak.
Potensi untuk mengurangi bencana
Aliran lava dan aliran puing-puing bisa disalurkan, dibendung dan dibelokkan menjauh dari tempat-tempat hunian sampai pada satu tingkat, dengan pekerjaan-pekerjaan teknik sipil.
Serangan dan peringatan
Letusan mungkin bertahap atau eksplosif. Monitoring seismik dan geokimia, alat pengukur kemiringan, dan detektor-detektor aliran lumpur mungkin bisa mendeteksi penghimpunan tekanan dalam waktu beberapa jam dan beberapa hari sebelum terjadi letusan. Deteksi aliran lumpur, monitor-monitor geoteknis dan alat pengukur kemiringan adalah beberapa strategi-strategi monitoring yang ada. Evakuasi penduduk jauh dari lingkungan-lingkungan gunung berapi sering memungkinkan.
Elemen-elemen yang paling beresiko
Apapun yang berada dekat dengan gunung berapi. Atap-atap rumah atau bangunan-bangunan yang mudah terbakar. Persediaan air yang rentan kejatuhan debu. Bangunan-bangunan yang lemah bisa runtuh di bawah tekanan-tekanan abu. Tanaman pangan dan ternak menjadi beresiko.
Strategi-strategi mitigasi utama
Perencanaan lokasi untuk menghindari daerah-daerah yang dekat dengan lereng-lereng gunung berapi yang digunakan untuk aktivitas-aktivitas yang penting. Penghindaran terhadap kemungkinan kanal-kanal aliran lava. Promosi akan bangunan-bangunan yang tahan api. Rekayasa bangunan untuk menahan beban tambahan dari endapan abu.
Partisipasi masyarakat
Kesadaran resiko gunung berapi. Identifikasi zona-zona bahaya. Kesiapan evakuasi. Ketrampilan-ketrampilan pemadam kebakaran. Perlindungan bangunan-bangunan yang kuat dan tahan api.
Sumber : Program Pelatihan Manajemen Bencana, karya dari A.W. Coburn, R.J.S. Spence, A. Pomonis ; Cambridge Architectural Research Limited, The Oast House, Malting Lane, Cambridge, United Kingdom, 1994