Category Archives: Uncategorized

Teguran Allah SWT – Nekha Viasusanti

Hari ini 27 Mei 2016 pukul 5:47 tepatnya 10 tahun yang lalu kejadian yang menimpa warga yogyakarta yang terpusat di Kabupaten Bantul yaitu Bencana Gempa Bumi, hanya dalam waktu sekejap warga jogja dikagetkan denga hancurnya reruntuhan rumahnya masing – masing. Hanya sisa sisa puing – puing yang tertinggal. Saat itu aku baru berusia sekitar 7 tahunan yang masih duduk di bangku SD tepatnya kelas 1. Yahhhh.. umurku saat itu masih kecil dan belum begitu paham akan bencana yang saya tahu hanyalah sebuah bangunan, pepohonan, binatang yang goyang dengan sangat kencang dan binatang yang berlari kesana kemari. Saya kira saat juga itu bumi akan hancur dan saya kira itu adalah kiamat akan tetapi itu hanyalah gempa bumi yang baru saya rasakan untuk pertama kalinya, karena itu masih pagi saya pun baru bangun tidur. Dan rasanya itu semua bergoyang, yahhhh saya kira saya yang belum sadar akan bangun dari tidur saya dan ternyata itu adalah sebuah gempa bumi. Ibu saya pun teriak sambil melepaskan timbanya (sedang menimba air) dan setelah itu langsung menggendongku dan saya pun di bawa ketempat yang lebih aman jauh dari jaungkauan dari bangunan – bangunan. Saya pun dibawa ke dekat kandang sapi dan disitu sudah ada bapak saya yang menunggu disitu, saya dan ibu saya lari di menuju kesitu (dekat kandang sapi) karena sudah terdengar suara bapak yang teriak “makkkkkk (biasanya sebutan ibu untuk orang jawa) cepett mlayu o dene cerak kandang sapi”(bahasa jawanya).

Setelah saya dan ibu lari ke tempaynya bapak tadi dan disitu kami (saya, ibu, bapak) masih sangat terasa merasakan goncangan gempa bumi, sampai sampai saya pun menangis hanya gara – gara melihat sapi yang lari kesana kemari ikut merasakan dahsaytnya goncangan itu. Ditambah saya yang melihat secara langsung begitu cepatnya rumah – rumah roboh sangat cepat dan tanpa ada suara apapun kecuali hanya seperti suara angina yang lewatt “serkkkkkkkkkkkk” itulah yang hanya saya dengar rumah semua rumah roboh dengan hanya hitungan detik saja. Biasanya kalau ada gempa bumi tradisi orang jawa itu memukul kentongan sambil mengucap “kukoh bakuh”. Setelah beberapa saat kemudian yahhh sekitar hampir 1 menitan kita merasakan betapa dahsyatnya goncangan gempa bumi ini. Kita langsung menengok tetangga sambil berbincang – bincang tentang keadaan disaat itu. Pada saat itu semua orang banyak yang panic sampai – sampai tetangga saya ada yang keluar rumah hanya menggunakan celana dalam saja  yahhh dalam batin ingin tertawa tapi ya bagaimana lagi namanya saja orang panic ya pasti apapun itu bias terjadi.

Setelah itu kami berkumpul didepan masjid yang didepannya kebetulan ada lapangan bulu tangkis jadi kita bisa sejenak untuk menengkan keadaan disitu. Disitu ada tetangga yang membawa dan mengeluarkan televisinya untuk melihat berita dan kami bersyukur masih diberi keselamatan dan tidak separah untuk daerah Kabupaten Bantul Kota yang rumahnya tanpa tersisa yang berdiri dan disana juga sanagt banyak juga korban yang berjatuhan karena tertimpa bangunan mulai dari bayi sampai orang tua pun ikut tertimpa bangunan ya walaupun kami ini masih ikut Kabupaten Bantul tetapi masih sangat jauh dengan titik pusatnya gempa bumi. Karena  keadaan yang mendesak karena saya dan juga masih banyak tetangga yang trauma akan gempa susulan memutuskan untuk tinggal di depan masjid dan membuat seperti perkemahan. Banyak sekali gempa susulan yang dapat kita rasakan yaaa walupun hanya berskala lebih kecil, tapi biasanya kalau ada gempa susulan pasti ada pertanda bahwa setiap kali ada bunyi “glungggggggg” (seperti tanah yang mau ambles ke bawah) pasti beberapa saat kemudian ada gempa susulan lagi.

Beberapa saat jam kemudian kita dikabarkan bahwa akan terjadi tsunami dan katanya ini tsunaminya sudah hampir dekat dengan wilayah yang kami tempati, jadi suasana yang hampir tenang mendengat isu seperti itu siapa yang tidak panic kembali beberapa warga pun ikut panic semua dan bergega – gega menuju tempat yang lebih tinggi. Dan akhirnya ibu saya pun juga ikut panic. Saya dan ibu saya pun segera mengambil barang – barang seperlunya  yang akan dibawa, setelah itu saya dan ibu saya akan menaiki truck yang untuk mengangkut ayam potong akan tetapi saya dan ibu saya dikejar oleh bapak saya kalau bapak saya tidak setuju kalau saya dan ibu saya menaiki truk yang berbekas ayam tadi (saking sayang sama anak dan istri mungkin). Dan akhirnya saya dan ibu saya pun turun dan tidak ikut dengan truk tadi kata bapakku “kita tunggu disini saja, siapa tau ada informasi baru yaaaa kalau semisalnya tsunami itu terjadi yaudah kita meninggal disini sama – sama”. Yahhh itu yang dikatan bapak begitu langsung ada mobil patroli oleh polisi “maaf bapak ibu informasi tsunami itu benar itu hanyalah isu” dan kami pun tenang dan lega mendengar kabar itu andai kita tadi ikut bersma truck tadi pasti kita terlambat untuk mengetahui berita ini, dan pasti truk itu tadi pasti sudah sampai ketempat bukit yang lebih tinggi.
Setelah itu saya dan bapak ibu kembali kerumah dan sedikit agak menenangkan diri dari yang suasanya tegang tadi, karna saya masih trauma dengan terjadinya gempa tersebut saya pun mendirikan tenda di depan rumah yang didirikan oleh kakak saya yang laki – laki, dia membuatkannya untuk kami bertiga dan akhirnya kami pun akhirnya tidur diluar dan sangat menikmatinya, cuaca saat itu tidak mendukung karena cuaca yang hujan dan sangat dingin, akan tetapi kita teteap tidur ditenda luar rumah dan sangat lelap untuk tidur walaupun udara yang terasa sanagat dingin.tanpa kita sadari kalau yang kita tiduri itu sudah basah sampai ke bantal dan guling kita itu pun kita belum bangun (saking lelap tidurnya). Setelah itu kita baru sadar bangun karena dibangunkan oleh paman Karena dapat telefon dari kakakku yang berada di luar negeri, yahhh saat itu bertelefon sangat susah mencari sinyal alhasil kakakku telefon pada saat jam 2 pagi, kami pun berbincang – bincang dan menanyakan kabar “alhamdulilah bapak ibu tidak kenapa – kenapa, karena teman saya yang dari bantul banyak ini ada yang satu keluarganya meninggal karena itu dekat titik pusat gempa pak, dan banyak berita di televise itu yang mengerikan mengeriakan pak ” ujar kakakku.

Dari kejadian itu kita mulai menata hidup yang baru dan kembali dengan kehidupan yang seperti dulu lagi, memulai aktivitas seperti dulu walaupun masih ada rasa grauma yang tertanam dalam benak kita masing – masing akan kejadian itu. Yaaa walaupun itu kejadian 10 tahun yang lalu tapi banyangan dan kejadian itu masih sangat berarti buat kami kami ini yang merasakan kejadian itu, kenangan dan kejadian kejadian yang menyedihkan juga menyenangkan tak akan pernah melupakannya dan hikmahnya sangat banyak sekali, maka apapun yang terjadi bersyukurlah, belajar dari alam untuk kehidupan yang lebih baik.

~Nekha Viasusanti~