Yogja Gempa-Asyifa Wijayanti

Sabtu, 27 Mei 2006, hari itu akan menjadi hari seperti biasa aku kira, namun dugaanku tersebut berubah ketika sebuah goncangan super hebat yang pernah aku alami dan aku berharap itu akan menjadi yang pertama dan yang terakhir bagiku. Yaps, gempa bumi dengan kekuatan 5,7 SR yang mengguncang sebagian besar wilayah D.I. Yogyakarta atau bisa disebut juga seluruh bagian Jogja khususnya daerahku yaitu daerah Bantul Projo Tamansari.
Gempa bumi seperti yang telah kita tahu, bencana alam semacam ini masuk kedalam bencana alam yang paling merusak, tak terduga waktunya, dan dapat berakibat fatal bagi makhluk hidup di dunia ini. Gempa bumi adalah goncangan atau getaran yang terjadi di bawah kerak bumi dalam selang waktu tertentu. Getaran yang diakibatkan patahan dari kerak bumi ini dapat menyebabkan kerusakan berat karena waktu terjadinya tidak dapat diprediksi, sehingga menyebabkan banyak korban jiwa dan dapat merusak hampir seluruh wilayah negara. Gempa bumi juga sering diikuti gempa susulan yang dengan daya yang lebih rendah dan juga sama-sama bersifat merusak.
Pagi itu, semuanya bangun dari tidur dan akan bersiap-siap untuk ke sekolah, termasuk aku. Kuambil air wudhu untuk sholat subuh. Lalu, kukenakan mukenaku mulai dari bawahan. Tiba-tiba semua bergetar disertai berbagai teriakan, suara gemuruh, riyuh, dan mulai berjatuhannya genting rumahku. Sebagai anak kelas 1 sekolah dasar yang bisa dibilang masih sangat kecil aku tak tau harus berbuat apa, akhirnya aku hanya diam ditempat sholat.
Tak lama kemudian simbahku datang dan langsung teriak lalu menggendongku keluar rumah, aku tidak bisa lari karena aku telah mengenakan bawahan mukenaku, tak ada pikiran di kepalaku mengapa mukena itu tidak aku lepas?
Sesampainya diluar sudah banyak orang-orang berkerumunan, akupun dibawa ke kerumunan itu. Ku lihat disana banyak yang menangis sampai ada yang menjerit-jerit. Tak lama kemudian ada seorang simbah tua yang menangis sambil menghampiri kami semua. Ku lihat jempol kakinya yang berlumuran darah. Lalu salah seorang dari kerumunan kami tadi meminta bawahan mukena yang kupakai untuk membalut luka simbah tadi. Setelah ditanya-tanya ternyata simbah tersebut kejatuhan genting rumahnya.
Dampak dari gempa bumi sendiri ada bermacam-macam, terlebih adalah dampak bagi kehidupan manusia. Gempa bumi banyak menyebabkan kerugian karena gempa dapat meluluhlantahkan semua bangunan, gedung, rumah warga, bahkan menyebabkan longsor, banjir, tanah pecah, kebakaran, dsb.
Dari pengalaman saya saat terjadi bencana alam seperti gempa bumi tersebut, hal-hal yang menurut saya harus diperhatikan adalah kita tidak boleh panik saat gempa terjadi, usahakan diri kita tenang, pasrahkan semuanya kepada Tuhan dan yakinlah bahwa kita dapat terhindar dari bencana tersebut.
Banyak hikmah yang dapat saya dipetik dari gempa bumi tersebut, diantaranya adalah:
–    Kita menjadi lebih akrab karena beberapa hari setelah gempa kami tidur bersama-sama di tenda darurat, memasak bersama di dapur umum.
–    Timbul rasa care (kepedulian) antar sesama.
–    Gotong royong yang kuat pada saat membangun tenda, hingga membangun kembali rumah penduduk yang rusak parah bahkan roboh.
–    Semangat berbagi tinggi.
–    Dsb.
Dalam artikel ini saya ingin sedikit berbagi tentang hal-hal yang perlu dihindari saat terjadi gempa bumi, diantaranya adalah:
–    Hindari rasa panik yang berlebihan
–    Hindari gedung, pohon besar, tiang listrik, dan benda-benda lain yang kemungkinan roboh saat terjadi gempa susulan
–    Jangan cepat percaya terhadap isue-isue yang menyebutkan bahwa akan ada tsunami

-Asyifa Wijayanti-